Suatu hari, seorang santri slalu mengejak dan membuat jengkel temannya yang kurang manpu menelaah pelajaran. Sedangkan dia adalah santri yang selalu mendapatkan rangking dalam kelas. Ejekan dan hinaan kerap selalu melanda santri yang satu ini.
“ ente payah yang kek gitu saja tidak bisa” nyelonoh santri yang serba bisa.
“ pulang saja kerumah ente, nggak pain disini buang fulus ortu saja” begitulah kira-kira ejekan setiap hari diterima saantri ini.
Delapan tahun kemudian, santri yang bodoh ini menggapai kesuksesan dalam bidang perdagangan. Sedangkan yang pinter dan sombong hanya bisa megelu-elukan ijazah S1 dengan predikat cumlot. Tapi tidak pernah mendapatkan pekerjaan. Suatu ketika berjumpalah didepan toko santri yang selalu diejekmya.
“ eh ente, gak pain disini. Lihat nilai ane cumlot. Kamu apa” sambil dagunya dinaikkan keatas. Santri yang dianggap bodoh cuman senyum sambil menggelengkan kepala.
Renungan
Kita selalu menganggap orang lain itu rendah, padahal hidup bukan cuman pelajaran formal yang harus dikejar. Tidak ada gunanya kita pintar mengagung-agungkan kepinteran, tapi orang selalu membenci dan jauh dari kita. Lebih baik biasa saja, namun kita selalu dipandang oleh orang lain dan dihargai dengen ketekunan dan jerih payah dlam hidup. Kepinteran dan akhlak sangat menentukan arah kedepan dalam mencapai kesuksesan. Jalani hidup, dan jadikan cemoohan dan ejekan orang lain sebagai motivasi untuk bangkit
shefry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar