Senin, 12 Desember 2011

Ujian Babun Najah


Ujian didepan mata. Banyak papan reklame yang bertebaran untuk mengingatkan santri belajar dan mengulang pelajaran yang telah diajarkan oleh para Ustaz dan Guru Pesantren Modern Babun Najah. Berbagai kegiatan ekstra telah ditutup untuk sementara waktu, mereka diwajibkan fokus kepelajaran dan mengulang pelajaran baik itu pelajaran pesantren maupun pelajaran sekoah.
Hal ini memang sudah ketetapan bagi Pesantren babun Najah ketika mendekati ujian. Pihak pengajaran pesantren adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam bidang ujian dan dibantu nantinya dengan bagian yang lain, keseriusan santri sangat menentukan kelulusan mereka kedepan. Apakah naik kelas atau tidak.
Tidak bisa dipungkiri, walaupun papan reklame sudah ditempel dan imbauan telah di umumkan, tapi ada juga sebagian santri yang masih santai berjalan kesana kemari untuk melakukan kegiatan yang sis-sia. Ketika suasana seperti inilah kita bisa memperhatika santri yang rajin dan tidaknya. Paling tidak mereka ada keinginan untuk terus belajar, jangan sampai Ngesel ( ngebut semalam ).
Inilah yang penting dan perlu untuk diperhatikan oleh para santri Ponpes Modern Babun Najah. Demi kesuksesan masa depan dan mengharumkan nama pribadi, orang tua, bangsa da negara.
»»  Baca Selanjutnya.....

Minggu, 11 Desember 2011

Mahasiswa Malaysia Mengunjungi Babun Najah

SEROMBONGAN mahasiswa Malaysia  dari UTM (Universiti Teknologi Malaysia) mengunjungi pondok pesantren modern Babun Najah di Ulee Kareng, Banda Aceh pada Sabtu (4/12) siang. Kedatangan rombongan yang terdiri atas 3 laki-laki dan 7 perempuan itu disambut baik pihak Babun Najah.
“Kami datang ke Aceh untuk belajar dari Aceh. Bagaimana orang-orang Aceh kuat menjalani hidup pasca Tsunami. Kemudian kami juga ingin mempelajari budaya Aceh. Karena  kami kagum dengan budaya Aceh,” ungkap Rizuan, ketua rombongan.
Dia menambahkan, mereka telah menyaksikan bagaimana hebatnya tarian Seudati yang ditampilkan oleh Sanggar Seni Seulaweut IAIN Ar-Raniry. “Kami akan belajar dari Aceh. Karena ini semua tidak kami dapatkan di bangku kuliah (Malaysia),” kata Rizuan.
Menurutnya, rombongan mahasiswa dari UTM Malaysia yang dikirim ke Aceh berjumlah 55 personil. Lalu dibagi menjadi 4 kelompok yang disebarkan ke berbagai tempat. Diantaranya ke panti Asuhan Habibie Center, Dayah Modern Daaruz Zahidin, Pesantern Modern Babun Najah, dan satu kelompok lagi diterjunkan langsung ke masyarakat.
Rencananya, kata Rizuan, mahasiswa UTM yang diturunkan ke Babun Najah akan mengadakan perlombaan bagi santri Babun Najah. Di samping itu juga mengadakan gotong royong, pembelajaran Informasi Teknologi (IT), dan mempejari tarian-tarian seni Aceh dari para santri pondok pesantren modern Babun Najah. Katanya lagi, para mahasiswa ini akan menginap selama tiga malam di Babun Najah.
Sementara itu, pihak Babun Najah sendiri telah menyediakan tempat penginapan bagi mereka yang juga berlokasi di komplek Babun Najah. (Hafeez jiddan/acehjurnal.com)
»»  Baca Selanjutnya.....

Kamis, 08 Desember 2011

TANGGAPAN AHMAD DEEDAT TENTANG SYIAH


                    PENGANTAR:

            Almarhum Ahmad Deedat adalah seorang ulama kristolog terkemuka di dunia. Sebagai seorang Sunni, ia akhirnya menemukan kebenaran dalam ajaran-ajaran Shiah. Berikut adalah pandangan beliau mengenai Iran, Khomeini dan shiah yg saya copaskan dari situs gencar ahlulbait nusantara.


Syaikh Ahmad Deedat:

            Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan Nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Al-Quran yang suci menyebutkan: Dan jika kamu berpaling (dari Islam dan ketaatan kepada Allah), Dia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (QS. Muhammad : 38).

            Bapak Pemimpin dan saudara-saudara,
Ketika kita melihat dengan ragu keajaiban dari sebuah negara yang terlahir kembali. Keputusan Allah yang tidak dapat ditawar telah menemukan buktinya dalam kebangkitan dan keruntuhan sebuah bangsa yang disebutkan dalam ayat yang saya baca kepada Anda dari surah Muhammad. Bagian akhir dari ayat tersebut mengingatkan kita dan memperingatkan kita bahwa jika kalian berbalik dari kewajiban dan tanggung jawab, maka Dia akan menggantikan kalian dengan kaum/bangsa yang lain.

            Pribahasa Urdu menggunakan kalimat indah ini ketika menggambarkan beberapa musibah yang terjadi di sebuah komunitas ketika berbicara tentang sebuah negara yang dapat menggantikan mereka. Sebenarnya ini adalah bahasa Quran. Dan ini benar-benar terjadi melalui sejarah yang berulang. Pertama Allah SWT memilih Yahudi Bani Israil sebagaimana yang Ia katakan dalam Quran Suci: Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (QS. Al-Baqarah : 47).

Dengan kemuliaan itu seharusnya mereka menjadi pembawa obor pengetahuan Tuhan untuk dunia. Ini merupakan kehormatan, ini merupakan hak istimewa dan ini merupakan yang pertama bagi kaum Yahudi. Tapi karena mereka tidak mematuhi kewajiban, seorang Yahudi di antara Yahudi pengikut Nabi Isa AS sebagaimana direkam di kitab Kristiani mengatakan kepada mereka: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (Bibel, Mattius 21: 43). Dan bangsa itu, yang akan bangkit adalah umat Islam. Hal itu diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan kepada umat Islam.

Umat Islam kemudian, di antara mereka yang pertamanya adalah bangsa Arab, yang diberikan oleh Allah hak istimewa sebagai pembawa obor cahaya dan pengetahuan untuk dunia, namun karena mereka bersantai dan gagal membawa hasil, Allah mengganti mereka dengan bangsa lain. Dalam sejarah, kita mengingat orang Turki dan Mongol menghancurkan kerajaan Islam dan ketika mereka menerima Islam, mereka menjadi pembawa obor cahaya dan pengetahuan bagi dunia.

Sebagaimana Iqbal menggambarkan situasi ini dengan indah, “Wahai kalian orang Muslim, kalian tidak akan binasa jika Iran atau Arab binasa, bahwa kekuatan anggur tidak bergantung kemurnian botolnya. Botolnya adalah bangsa kita. Batasan kita dan kekuatan Islam tidak bergantung pada batasan geografi atau bangsa.” Inilah yang Allah kehendaki lagi, Dia memilih Yahudi lalu memilih Arab dan ketika mereka menjadi lemah, Dia memilih Turki dan ketika mereka menjadi lemah bangsa lain… dan seterusnya merupakan proses berlanjut.

Jika kalian tidak mengerjakan kewajiban, Allah SWT akan memilih bangsa lain yang ingin. Di dunia saat ini ada ratusan juta lebih umat Muslim, milyaran kalau kita ingin bangga! 90 persen dari satu milyar merupakan Sunni. Kita telah berhenti memberikan kebaikan maka Allah memilih sebuah bangsa yang kita anggap remeh. Bangsa Iran! Orang Syiah! Sejarah buruk menimpa saudara seiman kita di Iran di mana Shah menjadi raja, dan nama dia kebetulan saja Muhammad. Bayangkan, orang ini kebetulan bernama Muhammad dan dia bukan orang beriman. Sulit bagi kita untuk membayangkannya saat ini, tapi sekali saja pergi ke negara itu, mencari hingga detail dan temukan apa yang tengah terjadi. Orang Iran ini yang terlihat seperti shah (raja) sebenarnya hanyalah orang asing. Jika Hitler menaklukan bangsa ini dan menyerang mereka, kita dapat memahami. Jika Russia menaklukan rakyat itu, kita dapat mengerti. Tapi di sana ada orang Iran, berbahasa Persia, yang namanya adalah Muhammad. Tapi lihatlah ke arah mana ia membungkuk. 16 tahun dia melarang shalat Jumat. 16 tahun! Kita telah menyamakan Iran dengan Shah dan Shah dengan Iran. Bagi kita mereka adalah istilah yang sama. Tapi jika Anda melihat lebih jauh, kita tahu bahwa Shah dan rakyat Iran terpisah. Mereka dalam realitasnya bagaikan orang asing satu sama lain.

Sekarang tentang kunjungan dan kesan saya terhadap Iran. Saya mulai dengan tempat di mana saya merasakan keharuman persaudaraan rakyat Iran pertama kali terhadap kami dan kebetulan ini terjadi di Roma. Pertama saya yang merasakan dan kemudian beberapa teman saya merasakannya pula di bandara udara Roma. Kami sedang menunggu pesawat, dan kami mendapat sejumlah masalah dengan visa dan salah seorang dari kami bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian dia menuju kantor Iran Air dan mengatakan masalahnya kepada wanita muda yang mengenakan pakaian Islam lengkap dan tertutup. Sangat indah dengan melihatnya, yang saya maksud adalah ketika Anda melihat orang-orang dengan pakaian seperti itu mereka adalah orang-orang yang cantik. Jadi di sana ada seorang wanita dan kalian harus melihat bagaimana dia menangani masalah tersebut. Seseorang datang kepada kami dan mengatakan, “Tuan, jika Anda ingin melihat muslimah Iran yang sesungguhnya maka datanglah.” Saya dan beberapa orang pun pergi dan kami melihatnya. Itu adalah aroma pertama yang kami rasakan dari masyarakat Iran di Roma.

Ketika kami mendarat di Iran, kami memilih hotel bintang lima yang dahulu sebelum Revolusi di kenal sebagai Hotel Hilton tapi sekarang bernama Hotel Istiqlal. Kemudian kami berkeliling tempat-tempat menarik dan saya akan menceritakan kepada Anda beberapa hal yang kami lihat dan saya akan menggambarkan perasaan kami. Jika saya mengingat dengan benar, tempat pertama yang kami datangi adalah pemakaman Behesht Zahra. Behesht berarti “surga” dalam bahasa Persia dan Zahra adalah gelar dari Fathimah Az-Zahra (AS) yang merupakan puteri Nabi Muhammad (SAW). Zahra berarti cahaya. Jadi tempat ini disebut Surga yang Bercahaya.

Sebelum tiba di Iran, saya pernah membaca tentang pemakaman Behesht Zahra. Saya ingat ketika Imam Khomeini tiba di Teheran beliau berkunjung ke pemakaman. Saya berpikir, kenapa dia pergi ke pemakaman? Untuk berdoa? Ya. Untuk orang yang meninggal? Ya. Ketika Anda memikirkan pemakaman di sini, Afrika Selatan, Anda berpikir tentang jalan Brook dan Riverside. Anda tidak bisa membayangkan bahwa pemakaman ini luasnya berkilo-kilo. Anda tidak bisa membayangkannya. Ini adalah tanah terbuka di mana satu atau dua juta orang bisa ditampung. Orang berkumpul di sini karena ini adalah tempat termudah untuk meluapkan emosi dan beban spiritual karena di sana Anda memiliki syuhada. Ada 70.000 lebih syuhada dalam peristiwa Revolusi dan 100.000 luka-luka. Masyarakat tidak bersenjata dengan slogan “Allahu Akbar” sebagai senjata mereka telah menghancurkan kekuatan militer terbesar di Timur Tengah. Jadi kami pergi ke pemakaman ini dan terdapat lebih dari satu juta orang di sana. Laki-laki, perempuan dan anak-anak termasuk kami benar-benar terinspirasi oleh antusiasme dan perasaan saudara-saudari kami di sana.

Saat itu pertengahan musim dingin, dan lelaki perempuan dan anak-anak duduk di tanah yang dingin selama berjam-jam. Pertengahan musim dingin di bawah tanpa karpet atau kursi! Sebuah bangsa yang dapat menahan disiplin itu berjam-jam, dan Anda hanya dapat membayangkan takdir Allah (SWT) apa yang direncakan bagi mereka. Satu atau dua hari kemudian dalam program (kunjungan) saya, saya membaca pemakaman Behesht Zahra, lagi. Pertama kali kami pergi untuk ceramah, kami melihat kuburan orang-orang membaca puisi kesedihan dan doa dan saya pikir kunjungan kedua ini akan berlebihan. Kenapa harus pergi dua kali? Saya telah melihat pemakaman ini. Tapi seluruh teman saya pergi dan saya pikir kalau semua orang pergi, ini tidak akan baik bagi saya untuk tetap di hotel bersantai ketika seluruh teman saya pergi dengan bus menuju pemakaman.

Kemudian saya pergi dan saya menjadi bahagia. Kedua kalinya saya pergi itu ketika Kamis sore dan Kamis di Iran seperti Sabtu bagi kami. Puluhan ribu orang berada di pemakaman. Ini hal biasa. Seperti hari raya Ied. Puluhan ribu orang di sana, tidak lain kecuali untuk mengisi baterai spiritual mereka. Ini merupakan hal yang tidak akan terlupakan. (Kata-kata) “Putraku memberikan hidupnya bagi Islam” atau “Ayahku memberikan hidupnya untuk Islam” menunjukkan bahwa mereka memberikan hidup mereka untuk Islam. Dengan cara seperti ini, setiap Kamis merupakan suntikan spiritual dan pengingat bahwa mereka akan memberikan hidup mereka untuk Islam.

Terdapat semua balai kota yang dapat menampung 16.000 orang, dibandingkan dengan balai kota di Afrika Selatan, yaitu Good Hope Center di Capetown yang hanya 8.000 orang. Bangunan itu didirkan oleh Shah untuk menyombongkan “Mitos Aria”-nya. Dia membanggakan tidak hanya bahwa dia Shahanshah atau raja seluruh raja, tapi juga bahwa dia sebagai Aryamehr, cahaya orang-orang Aria. Inikah penyakit orang-orang Aria? Ingat bualan Hitler tentang menjadi Aria karena orang Jerman adalah orang Aria. Kemudian orang Hindu membual bahwa mereka orang Aria. Jika masyarakat saya, orang Gujarat, bukan muslim maka akan membual juga untuk menjadi Aria seperti mereka. Eks-Shah menyatakan diri sebagai cahaya orang-orang Aria dan membangun monumen ini sebagai penghormatan. Dia membangun monumen lainnya dengan menghabiskan jutaan untuk memperingati leluhurnya Cyrus Agung, seorang penyembah berhala, musyrik dan memboroskan kekayaan negara untuk kepentingannya.

Tahun 1984 dia berencana mengadakan Olimpiade di Teheren untuk lebih menyombongkan egonya. Di balai kota ini kami melihat atletik, gimnastik, dan akrobatik. Sayangnya kami, muslim Afrika Selatan seperti orang yang berwatak lemah dan membuat kami seperti itu lebih jauh lagi. Pemuda kita tidak melakukan aktivitas seperti itu. Di sana dilakukan atletik, gimnastik, akrobatik yang kita tidak lakukan. Hal seperti itu bukan untuk kami. Yang melakukan jogging, Anda tahu, anak-anak muda yang ketika saya bertemu mereka saya berjabat tangan dengan mereka dan mereka seperti orang lemah. Hampir setiap pemuda yang Anda temui di Iran terlihat seperti atlet. Mereka melakukan olah raga yang biasa dan hal itu membuat kami senang karena mereka tidak membicarakan Iran. Mereka tidak bicara tentang Iran “Kami orang Iran, kami orang Aria” justru mereka berbicara tentang Islam, Islam dan Islam. Tidak ada satu pun wanita setengah telanjang, tidak ada satu pun. Jika Shah mempunyai caranya, jika dia masih hidup dan menjalankan rencananya, akan ada wanita setengah telanjang di sana yang setiap orang bisa melihat hingga puas.

Di Iran setiap hal berhubungan dengan Islam untuk memperkuat moral masyarakat, membangkitkan ribuan pria dan wanita. Kami tergetar, kami tergetar melihat anak-anak kami, kami merasa seperti mereka anak-anak kami, saudara saudari kami sendiri, dan kami benar-benar tergetar. Kami melihat hal itu sebagai hal yang anak-anak kami juga bisa lakukan. Kemudian kami pergi melewati parade militer dengan berbagai kelompok lelaki Iran dan tidak ada kekurangan kekuatan di sana. Anda tahu, beberapa orang ingin pergi dan menolong saudara seiman kita di Iran. Alhamdulillah di sana tidak ada kekurangan kekuatan; yang mereka inginkan hanya alat dan senjata. Jika bangsa Iran memiliki senjata militer seperti yang Israel miliki, seluruh Timur Tengah akan bebas dari intervensi asing dalam sekejap. Inilah bangsa yang bisa melakukannya. Semangat ada di sana, semangat jihad ada di sana pada setiap dan seluruh pria dan wanita di negara itu. Terlihat bahwa seluruh masyarakat terlibat dalam mempromosikan Islam. Kita berbicara tentang 20 juta orang yang mampu mewujudkannya. Jika mereka memiliki senjata dan materi, setiap wanita pria dan anak-anak akan pergi dan berjihad.

Kemudian kami mengunjungi tawanan perang Irak. Sebagaimana yang Anda tahu perang ini dimulai oleh Irak dengan menyerang Iran. Seluruh negara dalam keadaan kacau. Irak merasa bahwa jika Yahudi dapat melakukannya ke bangsa Arab dalam waktu 6 hari, maka mereka bisa melakukannya kepada Iran dalam waktu 3 hari dan seluruh dunia berpikir dalam waktu satu minggu Iran akan hancur berkeping-keping. Tahukah Anda sudah berapa lama sekarang ini? Ini sudah setengah tahun dan bahkan lebih. Pada awalnya perbandingannya 20 : 1 dalam hal pasukan dan material, namun bangsa Iran membalikan posisi dan menjadikannya 1 : 3 bagi mereka. Dan mereka mampu memukul balik (Irak). Mereka memiliki kembali seluruh wilayah mereka dan sebuah bukit yang dinamai Allahu Akbar.

Sebelum saya pergi ke Iran, DR. Kalim Siddiqui dari Inggris mengatakan kepada saya seraya bercanda, “Kalian memiliki separuh peluang untuk menjadi martir (syahid).” Itu hanyalah gurauan tapi hampir menjadi kenyataan. Ketika kami sedang keluar kota saat perang terjadi, terdapat sebuah lapangan penuh dengan tank. Para pemuda kami keluar dari bus dan mulai menaiki tank serta mengambil gambar untuk ditunjukkan orang-orang di rumah. Kemudian sebuah tank keluar dari lapangan untuk latihan uji coba dan tiba-tiba kami mendengar suara tembakan. Dari kejauhan kami melihat asap di beberapa tempat dan beberapa pemuda kami lari ketakutan dan berlindung di belakang bus. Ternyata kami berada dalam serangan dari orang-orang Irak. Di sana ledakan bom berada di sekeliling kami dan Allah (SWT) menyelematkan kami. Ingat bahwa Kalim telah mengatakan bahwa ada separuh peluang kami menjadi syahid, dan itu hampir menjadi peluang penuh. (Tawa dari penonton)

Kami mengunjungi mereka yang terluka di perang dan tidak ada satupun yang mengeluh tentang apa yang terjadi pada mereka. Seorang lelaki telah diamputasi kakinya, dan tidak ada air mata. Saya tidak pernah melihat setetes air mata dari siapa pun, dan justru mereka bertanya apakah ada kemungkinan untuk kembali ke pertempuran. Penyesalan mereka bukan karena luka mereka tapi mengapa mereka tidak bisa kembali ke garis depan untuk berjuang dan menjad syahid. Inilah ambisi dari setiap Muslim di sana.

Ketika kami mengunjungi tawanan perang, Iran telah menangkap 7.000 tawanan perang dan mereka terlihat sehat dengan pakaian dan makanan yang baik. Salah seorang teman saya tertarik untuk mencari tahu apa yang tawanan Irak rasakan tentang kondisi mereka. Setiap orang yang dia tanya menjawab bahwa mereka terjaga dengan baik. Lalu saya punya ide. Beberapa orang ada di sini selama setahun dan yang lainnya berbulan-bulan, saya ingin tahu ada berapa orang yang melakukan bunuh diri. Saya tanyakan ke setiap kelompok tawanan perang berapa orang yang melakukan bunuh diri. Mereka mengatakan tak satu pun. Tidak ada satu pun tawanan yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan perang. Dan jika kita melihat kepada apa yang disebut peradaban negara Barat di Afrika Selatan, 46 orang melakukan bunuh diri di tawanan kami hanya tahun ini. Mereka makan, berpakaian dengan baik dan memiliki sel sendiri tapi sejauh ini 46 orang melakukan bunuh diri. Jika orang-orang tidak diperlakukan dengan baik maka beberapa orang akan mencari jalan keluar termudah, tapi tidak ada seorang pun yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan perang.

Kami pergi mengunjungi Imam, Ayatullah Ruhullah Musawi Khomeini. Ada sekitar 40 orang dari kami menunggu Imam dan Imam datang dan berada sekitar sepuluh meter dari tempat saya. Saya melihat Imam. Dia menyampaikan ceramah kepada kami sekitar setengah jam, dan tidak ada apapun kecuali Quran. Orang ini seperti Quran yang terkomputerisasi. Pengaruh luar biasa yang dia miliki di setiap orang; kharismanya sungguh menakjubkan. Anda cukup melihat ke arahnya dan air mata mengalir di pipimu. Anda cukup melihatnya dan Anda akan menangis. Saya tidak pernah melihat orang tua yang lebih tampan darinya dalam hidupku, tidak foto, video atau televisi yang dapat mengadili orang ini. Orang tua paling tampan yang pernah saya lihat dalam hidup saya adalah dia.

Ada hal yang juga menarik tentang namanya. Pertama dia disebut Imam Khomeini. Kata “imam” bagi kita merupakan kata yang murah. Ke mana pun kita pergi ke suatu tempat kita bertanya siapa imam masjid di sana. Bagi Syiah hanya ada satu Imam di dunia dan itu adalah Dua Belas Imam. Mereka percaya pada konsep imamah dan imam merupakan pemimpin spiritual umat. Imam pertama menurut pemikiran ini adalah Hadhrat Ali (RA). Kemudian Imam Hasan sebagai imam kedua, Imam Husain ketiga seterusnya hingga imam kedua belas, Imam Muhammad yang hilang pada umur 5 tahun dan mereka menanti kedatangannya. Mereka menggunakan istilah “ghaibah” (occultation), sesuatu seperti tidur-spiritualnya Ashhabul Kahfi. Karena itu beliau dinantikan untuk kembali dan dia satu-satunya orang di dunia yang bisa disebut Imam. Kebanyakan ulama mereka disebut mullah, dan Ayatullah berarti Allamah dan Ayatullah Khomeini disebut Imam tidak mengurangi rasa hormat tapi mereka tetap menanti Imam sesungguhnya untuk muncul. Ruhullah merupakan nama yang diberikan ayahnya dan tahukah Anda artinya? Rûhullâh berarti “kalimat Tuhan” dan ini merupakan gelar Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Kemudian beliau adalah Ayatullah yang merupakan gelar lain dari Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Al-Musawi berasal dari keluarga Musa dan dari kota Khomein yang menjadi nama akhirnya yang menunjukkan asalnya… (Kerusakan audio pada menit 41:05)

Tapi mereka masih menanti Mahdi, dan bukan Khomeini. Mereka ingin menciptakan kestabilan dan membuat persiapan untuk kemunculan Mahdi. Di dunia Sunni kita juga menunggu kedatangan Mahdi tapi kita ingin agar dia menciptakan kestabilan bagi kita, menjadikan kita pemilik dunia dan duduk di atas singgasana. Sampai situ kita hanya bisa menangani pertengkaran kecil kita. Apapun yang kita lakukan sekarang, hanya Imam Mahdi yang bisa membersihkan dunia bagi kita. Ini garis pikir Sunni. Khomeini di satu sisi mengatakan kepada pengikutnya bahwa kita harus membantu menyiapkan jalan sehingga ketika beliau (Imam Mahdi) datang segalanya sudah siap baginya untuk bertindak. Sementara kita, dunia Sunni, menunggu Imam Mahdi untuk bersusah payah membantu kita melepaskan diri dari kesulitan, sedang orang Syiah menyiapkan dunia untuk kemunculannya.

Anda tahu terdapat banyak orang yang bersama kita dari seluruh dunia. Saya menemukan bermacam-macam orang sakit, sakit mental lebih tepatnya. Saya bertemu dengan orang alim dari Pakistan dan dia pikir bahwa ada yang salah dengan saudara Syiah kita. Anda melihat di Iran ketika seseorang berceramah dan nama Khomeini disebut, orang-orang berhenti dan mengucapkan shalawat (durood) kepada Nabi (SAW) tiga kali. Tapi ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim shalawat satu kali. Tapi orang alim dari Pakistan ini berkata, “Coba lihat orang-orang ini. Muslim jenis apa mereka itu. Ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim shalawat kepada Nabi (SAW) satu kali tapi ketika nama Khomeini disebutkan mereka mengirim shalawat kepada Khomeini tiga kali.”

Saya berkata, “Apa yang mereka katakan? Apa yang mereka katakan sehingga Anda mengatakan ‘shalawat kepada Khomeini’?” Dia mengatakan, “Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad (Keselamatan bagi Muhammad dan keluarga Muhammad).” Saya katakan, “Siapa Muhammad? Khomeini? Siapa yang bilang Khomeini sebagai Muhammad? Mereka shalawat kepada Muhammad dan Anda bilang kepada Khomeini? Anda tahu? Inilah penyakit. Terdapat banyak orang terdidik (alim) tapi pikiran mereka penuh dengan buruk sangka. Mereka hanya mencari-cari kesalahan dan mencela.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Mâidah [5]: 54)

Contoh lain adalah saudara Syiah ketika mereka shalat, mereka mempunyai sebuah tanah (turbah) sebagai tempat sujud. Dan dia (alim Pakistan) berkata, “Lihatlah apa yang mereka lakukan. Ini adalah syirik. Mereka menyembah lempengan tanah.” Saya berkata mengapa anda tidak bertanya kepada mereka kenapa mereka menaruh kening mereka di lempengan tanah dan pelajari alasan logis dibalik semua ini.

Anda tahu, pengalaman pertama saya tentang hal ini terjadi saat di Washington D.C. Pelajar Iran di sana mengundang saya untuk memberikan ceramah di universitas tempat mereka belajar di Amerika. Pada saat itu, waktu untuk Isya dan kami shalat. Setiap orang diberikan lempengan tanah. Saya saat itu berpikir hal ini lucu, maka saya taruh di samping dan saya shalat dengan pelajar Iran. Setelah shalat saya ingin tahu tentang hal ini dan saya tanya mereka, “Mengapa Anda membawa potongan tanah di kantong ke mana pun Anda pergi?” Mereka berkata, “Kami harus sujud di atas bumi/tanah Allah dengan kening kami menyentuh tanah. Kami mengucapkan subhanna rabial a’la wa bihamdih tiga kali dengan kening kami menyentuh tanah.”

Jadi Syiah sesungguhnya ingin menyentuh bumi/tanah dengan kening mereka dan bukan kepada karpet buatan manusia. Mereka benar-benar ingin menunjukkan ekspresi berdoa/shalat dengan kening menyentuh bumi/tanah Allah. Anda lihat mereka tidak menyembah potongan tanah sebagaimana banyak orang berpikir salah. Ini merupakan sesuatu yang sering kita orang Sunni jadikan lelucon dan ejekan terhadap Syiah. Dalam perjalanan pulang saya dari Teheran di seberang gang pesawat, ada dua orang Syiah yang ketika waktu shalat datang salah seorang dari mereka mengambil lempengan tanah dari kantongnya dan Allâhu Akbar, melakukan shalat di tempat duduknya, dan ketika selesai ia memberikan ini (tanah tersebut—pent.) ke sebelahnya dan dia shalat. Hal ini terlihat seperti lelucon bagi kami. Ya kan? Di pesawat itu terdapat banyak kaum Sunni dan di antara mereka itu hanya seorang pemuda yang melakukan shalat, dan saya katakan kepada Anda bahwa pemuda itu bukan saya. Tapi kami menertawakan orang yang lain (Syiah—pent.). Dia duduk di sana dan melakukan hal yang lebih baik dari kami dan kami menertawakan mereka sambil duduk menghakimi.

Dia mungkin tidak sesopan atau sebaik kami di Afrika Selatan. Anda tahu kami muslim di Afrika Selatan sangat sopan dan baik dalam shalat kami. Orang Arab tidak cocok dengan kami, orang Iran tidak tidak cocok dengan kami, Amerika, Negro mereka semua tidak cocok dengan kami. Dengan orang Arab saat Anda membungkuk rukuk, orang di sebelah Anda mendorong Anda untuk membuat jarak (Tawa dari penonton). Siapa yang tahu saudara, mungkin ini benar, kita tidah tahu.

Anda tahu, di antara empat mazhab Sunni; Hanafi, Hanbali, Maliki dan Syafi’i, terdapat lebih dari dua ratus perbedaan dalam satu shalat. Tahukah Anda? Dua ratus. Tapi kita menerimanya sebagai hal benar. Syafi’i mengucapkan amin dengan keras dan kami mengucapkannya dengan pelan, mereka mengucapkan bismillah dengan keras kami mengucapkan pelan dan tidak ada masalah. Semasa kecil, ayah saya mengulang formula terkenal yang dia pelajari dari ayahnya: “Seluruh mazhab adalah sama-sama benar dan sebuah kebenaran bagi mereka berdasarkan hadis dan Quran.” Maka kita menerimanya. Ketika hal itu terjadi pada Syafi’i, Hanbali, Hanafi dan Maliki kita bersikap toleran tapi ketika hal itu terjadi pada Syiah, Anda lihat hal itu bukanlah formula yang kita pikirkan waktu kecil, maka keanehan kecil apapun yang ada antara kita dan mereka, kita tidak bisa bertoleransi dan menolaknya. Kita mengatakan hal itu karena kita terprogram untuk meyakini hanya empat (mazhab). Tapi kita menerima keanehan di antara yang empat.

Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima saudara Syiah sebagai mazhab kelima? Hal yang mengherankan adalah dia (Syiah) mengatakan kepada Anda bahwa dia ingin bersatu dengan Anda. Dia tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Dia berteriak “Tidak ada Sunni atau Syiah, hanya ada satu hal, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah kita. Bisakah Anda membayangkan, kita Sunni adalah 90% dari muslim dunia dan 10% adalah Syiah yang ingin menjadi rekan saudara satu iman tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka yang seharusnya ketakutan.

Seharusnya Anda tahu perasaan yang mereka miliki untuk Anda. Saat shalat Jumat di Iran, terdapat satu juta orang. Anda harus melihat cara mereka melihat kepada Anda saat Anda berjalan, mereka sadar bahwa Anda orang asing dan tidak satu dari mereka yang air mata mereka akan mengalir di pipi mereka. Inilah perasaan yang mereka miliki untuk Anda, tapi Anda mengatakan tidak, Anda ingin mereka tetap di luar, takut kalau mereka mengeluarkan Anda (dari mazhab Anda—pent.). Anda hanya bisa keluar kalau ada hal yang lebih baik dari yang Anda miliki. Saya tidak tahu, mungkin di antara kalian berpikir saya seorang Syiah, tapi saya masih di sini bersama kalian. Apa semua ketegangan Sunni – Syiah ini? Semuanya adalah politik. Semua permusuhan yang kita miliki sekarang adalah politik. Jika saudara Sunni di suatu tempat melakukan hal yang salah Anda mengatakan “Oh, orang itu tidak Islami, dia kafir”, tapi jika seorang Syiah melakukan hal yang salah Anda menyalahkan seluruh komunitas Syiah, seluruh negara bangsa yang berjumlah jutaan, dan mengatakan mereka semua sampah hanya karena satu orang Syiah berbuat tidak Islami. Pada saat yang sama, saat kita melihat dengan cara yang berbeda, jika salah seorang dari saudara Anda melakukan hal serius karena dia ayah atau paman Anda. Satu kelompok Sunni mengatakan kepada yang lain “Anda bukan Muslim”, kelompok Sunni lain mengatakan “Anda bukan Muslim, Anda kafir” lihat hal itu di sekeliling kita, dan kita bertengkar di antara sesama. Dan beberapa orang dari kita melakukan hal lucu (konyol).

Saya bertemu seseorang teman yang mengatakan kepada saya, “Kalau Anda pergi ke Newcastle, temua tuan fulan dan fulan dan Insya Allah segala hal akan diatur untukmu.” Lalu saya pergi ke orang itu dan seperti yang ia katakan kepada saya dia, saya diajak ke rumahnya untuk makan siang. Ketika saya duduk di meja makan saya melihat di dinding “burat”. Anda tahu apa itu “burat”? Sejenis binatang keledai dengan wajah seorang wanita yang bertujuan untuk memberikan tenaga listrik. Saya katakan kepadanya ini tidak benar. “Allah (SWT) menciptakan tenaga listrik, Anda tidak bisa menciptakannya dengan patung keledai berwajah wanita.” “Oh,” dan dia terlihat kecewa. Tapi dia seorang Sunni, dia saudara dan tetap saudara saya. Ketegangan Sunni – Syiah adalah pekerjaan setan untuk memecah belah kita.

Izinkan saya mengatakan sesuatu tentang Iran. Apa yang saya temukan adalah segala sesuatu berorientasi pada Islam. Seluruh negara diarahkan menuju Islam, dan mereka berbicara tidak lain hanya Al-Quran. Saya belum pernah memiliki pengalaman dengan orang Iran yang menyangkal saya ketika saya berbicara tentang Quran. Sebaliknya saudara seiman kita bangsa Arab, semakin sering Anda mengutip Quran maka mereka akan menyangkal Anda dengan Quran lagi. Mereka bangsa Arab, mereka mengira lebih tahu banyak tentang Al-Quran dari pada kita, tapi orang Iran terlihat searah dengan Al-Quran. Segala yang dia lakukan dan pikirkan adalah tentang Al-Quran.

Anda ingat Tabas, ketika orang Amerika meminta membebaskan para tawanan. Negara paling berkuasa dalam bidang kemajuan teknologi di muka bumi, negara yang dapat mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya, negara yang mengatakan kepada Anda pada bagian mana dari bulan mereka akan mendaratkan dan membawanya kembali, mereka mengirim satelit ke Mars dan Jupiter. Sebuah negara yang memperingatkan Pakistan tentang gelombang pasang tragedi dan mereka tidak mengindahkan peringatan itu. Negara itu tidak bisa mendarat di Iran!

Bayangkan, mereka pergi ke sana dengan helikopter dan menghancurkan serta membunuh diri mereka sendiri. Bayangkan! Sebuah negara yang mendarat di bulan dan kembali lagi tapi tidak bisa mendarat di Iran. Dan rakyat Iran tidak berada dalam posisi untuk melakukan hal tertentu kepada mereka. Orang Amerika dapat pergi dan mengakhiri apa yang mereka inginkan. Saya datang dan melihat kedutaan Amerika dan Anda mengira itu bangunan yang besar, luas dan tepat berada di tengah Teheran. Mereka dapat dengan mudah pergi dan membawa keluar orang-orang mereka, meski mereka kehilangan beberapa orang. Mereka dapat meraih tujuan mereka. Hal itu sudah direncanakan dengan matang. Tapi tahukah Anda apa yang terjadi? Kegagalan dan mundurnya pasukan. Imam Khomeini telah mengatakan apa yang telah terjadi. Dia tidak mengatakan subhanallâh, tidak mengatakan alhamdulillâh, dan tahukah Anda apa yang dia katakan? Di mengutip Quran: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah?” (QS. Al-Fîl : 1) Itulah kalimat yang keluar darinya. Saya telah katakan kepada Anda bahwa dia Quran yang terkomputerisasi.

Anda tahu mereka namai apa helikopter besar tersebut? Jumbo helicopters, dan pesawat besar itu dinamai jumbo planes. Anda tahu arti jumbo dalam bahasa Swahili? Gajah! Itu bahasa Swahili. Dari situ mereka menamainya. Jadi helikopter itu berukuran gajah (besar) dan Imam berkata: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?” (QS. Al-Fîl [105]: 1-2).

Tapi kita masih ragu, dunia Muslim menjadi sangat skeptis. Kita tidak percayai Quran lagi. Kalian tidak benar-benar percaya Quran, bagi kebanyakan orang ini semua hanya untuk pertunjukan, untuk perasaan spiritual yang baik ketika Anda membaca Al-Quran. Tapi petunjuk yang Allah berikan, tidak ada orang terlihat peduli. Semoga Allah (SWT) menjadikan saudara seiman kita, pembawa obor dan cahaya petunjuk hari ini bagi dunia Islam. Inilah sebuah bangsa yang menjalankan tugas.

Saat Anda melihat mereka, kesungguhan ada pada mereka. Sebuah bangsa yang tidak takut. Saat Anda melihat mereka dengan semangat besar yang mereka miliki. Mereka tidak takut untuk mengatakan “Marg bar Amrika” (Kematian bagi Amerika)… Lalu mengatakan “Marg bar Shuravi” (Kematian bagi Uni Soviet). Bayangkan itu! (Tawa dari penonton), dan “Kematian bagi Israel”. Bisakah Anda bayangkan sebuah bangsa melakukan hal itu tanpa takut? Ini bukan semangat Islam yang ada pada kita, tapi bangsa Iran melakukan dengan hati dan pikiran. Mereka tidak mengatakan, “Ini revolusi Iran” atau “Kami bangsa Iran.” Mereka berbicara tentang Islam, sebuah Revolusi Islam. Ini bukan Revolusi Iran tapi ini adalah Revolusi Islam. Inilah revolusi bagi Islam dan sedikit pertanyaan mengapa bangsa-bangsa di dunia tidak bisa menerima karena Islam yang tidak ingin mereka terima. Maka saudara saudari sekalian, saya telah mengambil banyak waktu berharga kalian. Dengan kata-kata ini, saya persilahkan Anda duduk dan bertanya.
»»  Baca Selanjutnya.....

Sahabat yang telah Pergi

Sahabat yg tlah pergi
Mengapa kau pergi...
Mengapa kau pergi..
Disaat ku mulai menjadi teman mu
Berharap engkau jadi sahabat sejatiku
Malah kau pergi jauh dari hidup ku..
Menyendiri lagi...
Menyendiri lagi ...
Di saat kau tinggal diriku pergi
Tak ada menghiasi hari ku
Disaat aku terbangun dari tidur ku
Aku...Ingin kan diri mu
Datang dan temui aku
dan ku kata kan padamu
Aku sangat merindukanmu
By:sarwan,afdhalul,rizki c
»»  Baca Selanjutnya.....

Memujamu


Bila aku lihat bitang
Sungguh begitu indah bertabur dilangit
Jika kan kulihat bulan
Sungguh begitu indah terbetang di langit

Semua apa yang  ku lihat
Hanya tuhan yang bisa menciptakan semua
Tuhan memberi keindahan yang terindah
Berisi langit dan bumi ciptaan mu tuhan

Biar kan aku berada disini
Biar ku tahan laju angin
Ajarkan aku menyebut namamu
Ajarkan aku untuk hidup

Tiada tuhan kecuali allah
Allahuakbar allah maha besar
Izin kan bersujud padamu
Kuagungkan  ke besaran mu

»»  Baca Selanjutnya.....

Sejarah Pesantren Babun Najah

Berdirinya Pondok Pesantren Moderen Babun Najah merupakan sebuah kerja keras yang didalamnya terlibat berbagai pihak yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Bapak H. DR (HC) Rusli Bintang merupakan seorang pengusaha Aceh yang sukses dan telah mendirikan Yayasan Abulyatama, Bapak Drs. Tgk. H. Muhammad Ismy, LC adalah seorang ulama Aceh yang telah lama bermukim di Madinah Arab Saudi sehingga beliau dikenal juga dengan sebutan Abu Madinah. Dan yang terakhir adalah Bapak Drs. H. M. Saleh. Beliau adalah pegawai pemerintahan yang merupakan sesepuh masyarakat dimana Pondok Pesantren Moderen Babun Najah didirikan.

Mereka memahami keinginan masyarakat Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang mengharapkan adanya tempat pendidikan yang memadukan pendidikan umum dengan pendidikan agama, atau sering kita sebut dengan Pondok Pesantren Terpadu / Moderen sebagaimana yang telah ada di daerah lain. Dari kesepakatan mereka bertiga dan didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat Aceh lainnya yang mempunyai perhatian terhadap pendidikan putra putri Aceh, maka diajukanlah pendirian Yayasan Perguruan Islam (YPI) Babun Najah sebagai organisasi yang menaungi Pondok Pesantren Moderen Babun Najah. Yayasan tersebut resmi berdiri dengan adanya Badan Hukum yang tertera dalam Akte Notaris Nomor : 258/H.U/5/5/1994 pada tanggal 28 April 1994 dari Notaris Husni Usman yang berkedudukan di Banda Aceh.
Abu Madinah

Setelah yayasan tersebut berdiri, maka dibentuklah panitia pembangunan yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan tahap awal Pondok Pesantren Moderen Babun Najah. Pembangunan fisik Pondok Pesantren Moderen Babun Najah pada tahap awal meliputi dua unit rumah permanen yang diperuntukkan untuk rumah pimpinan dan rumah ustadz. Dan satu unit bangunan asrama yang mempunyai lima buah ruangan. Tiga ruangan ditempati oleh santriwati dan dua buah ruangan di tempati oleh santriwan. Sementara bangunan untuk lokal (ruang belajar) digunakan bangunan darurat yang terbuat dari kayu dan beratap rumbia. Bangunan darurat tersebut tetap digunakan hingga ± 8 tahun. Hal ini disebabkan karena belum adanya bangunan permanen yang bisa ditempati untuk ruang belajar.
  Kurang lebih tiga bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1994, kampus Pondok Pesantren Moderen babun Najah diresmikan oleh Ny. Siti Hardiyanti Rukmana .  Setelah peresmian dilakukan, Pondok Pesantren Moderen Babun Najah melakukan penerimaan santri perdana untuk tahun pelajaran 1994/1995. Sambutan yang diberikan oleh masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Moderen Babun Najah sangat baik, sehingga jumlah santri angkatan perdana yang masuk pesantren ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Baik untuk tingkat Tsanawiyah/SMP maupun tingkat Aliyah/SMU.
Lokasi / Letak Kampus
Pondok Pesantren Moderen Babun Najah terletak di Desa Doy Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. ± 3 kilometer dari ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan dari pusat Kota Banda Aceh serta    ± 400 meter dari pusat kecamatan. Letak kampus yang sangat strategis tersebut menambah minat dari pelajar untuk menuntut ilmu di pesantren ini. Suasana alam yang tenang jauh dari kebisingan dan tidak terlalu dekat dengan jalan utama, menjadikan pesantren ini sebagai tempat yang nyaman untuk belajar. Alamat lengkap kampus dan sekretariatnya adalah : Jl. Kebon Raja Desa Doy Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh Telp. (0651)7442380 Kode Pos 23117. Batas lokasi kampus Pondok Pesantren Moderen Babun Najah adalah sebagai berikut : Sebelah Timur berbatasan dengan jalan Kebon Raja / Desa Iee Masen Ulee Kareng, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lamgeulumpang, sebelah utara dan barat berbatasan dengan perumahan penduduk desa Doy.
Jalur angkutan darat yang dapat ditempuh dari pusat kota / terminal Angkutan Penumpang Kota (APK) Keudah adalah dengan menumpang labi-labi jurusan Ulee Kareng atau Lam Ateuk . Lalu turun di Simpang Tujuh Ulee Kareng. Dari simpang tersebut, perjalanan dapat dilakukan dengan jalan kaki atau naik ojek . Dari simpang tujuh hingga ke pintu gerbang kampus berjarak ± 300 meter.
Kampus Pondok Pesantren Moderen Babun Najah mempunyai luas  ± 2000 m2. Sebagiannya telah digunakan untuk pembangunan ruang belajar, asrama. Sebagiannya lagi diperuntukkan untuk pembangunan gedung baru dan mesjid kampus. Selebihnya untuk tempat olah raga, taman, dan kolam ikan air tawar. Jalan dalam kampus masih merupakan jalan tanah yang belum diaspal. Namun telah direncanakan untuk diaspal. Begitu juga dengan tempat belajar dan asrama, serta kantor sekretariat, InsyaAllah akan dibangun bangunan yang permanen. Pada saat ini sudah ada bagunan berlantai 2 (dua) yang sumber dananya berasal dari swadaya pesantren, bantuan dari Pemda NAD, Pemda Kota Banda Aceh, dan Departemen Agama, dan Gedung lantai 3 (tiga) bantuan dari pihak luar. Meskipun memamng ada bantuan dari pihak luar, namun pembangunan tersebut tetap terkendali pada keterbatasan dana yang minim, karena tentunya untuk memabangun gedung permanen yang layak untuk ditempati saat ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pembangunan gedung permanen dimaksudkan agar para santriwan dan santriwati dapat belajar dengan lancar tanpa harus menahan panas bila siang hari dan basah jika hujan turun karena atap rumbia yang dipasang sebagai atap ruang belajar bocor. Tentunya kami sangat berharap kepada semua pihak agar kita sama-sama memperhatikan nasib pendidikan putra putri Aceh untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang duniawi dan ukhrawi.
 Organisasi / Kepengurusan
Organisasi lembaga pendidikan Pondok Pesantren Moderen Babun Najah telah mengalami berbagai macam dalam bentuk struktur dan pergantian pengurus, terutama pada level Wakil Pimpinan ke bawah. Hal ini memang sangat perlu dilakukan untuk menciptakan suatu kepengurusan yang optimal karena kelanjutan suatu organisasi sangat tergantung kepada pengurus yang mengelola organisasi tersebut. Adapun susuna struktural kepengurusan Pondok Pesantren Moderen Babun Najah sebagai berikut :
Kepengurusan dalam organisasi Pondok Pesantren Moderen Babun Najah ditentukan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Umum Yayasan Perguruan Islam (YPI) Babun Najah. Pergantian pengurus biasanya dilakukan sebelum dimulainya tahun pelajaran baru dan bila dianggap perlu, akan direvisi ketika pertengahan tahun pelajaran ataupun sesuai dengan keadaan yang berlangsung pada saat tersebut.
Kepengurusan dalam organisasi madrasah baik Tsanawiyah ataupun Aliyah juga ditetapkan oleh Ketua Umum YPI Babun Najah dan berpedoman pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia.
Untuk menyatukan persepsi dalam menjalankan tugas serta mengadakan komunikasi secara langsung, diadakan rapat yang dihadiri  oleh seluruh unsur dalam kepengurusan pondok pesantren, serta turut melibatkan pengurus yayasan. Pelaksanaan rapat dilakukan secara berkala. Rapat tersebut juga dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauh mana program-program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
Pengurus melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan bagiannya. Masing-masing bagian telah ditentukan uraian tugas (job discription) untuk dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, Kepala Bagian (Kabag) menjabarkan dan menetapkan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dirinya dan para stafnya. Untuk mencapai tujuan dari program yang telah ditetapkan, maka antara satu bagian dengan bagian yang lainnya harus melakukan koordinasi guna kelancaran dalam pelaksanaan tugas yang diembannya. Ini merupakan suatu hal yang harus diperhatikan karena antara tugas suatu bagian dengan bagian yang lainnya memiliki hubungan yang kuat dan saling berkaitan. Sehingga tanpa koordinasi yang bagus dan dinamis, maka dapat dipastikan semua program kerja yang telah direncanakan tidak dapat terlaksana dengan baik dan benar.
Pendanaan / Biaya Operasional
Untuk melaksanakan seluruh program pendidikan di pesantren ini, diperlukan biaya operasional. Biaya operasional tersebut berasal dari uang pangkal dan iuran santri yang disetorkan langsung ke bendahara pesantren. Sumber dana lainnya berasal dari bantuan masyarakat, instansi pemerintah, swasta di Aceh, maupun dari luar Aceh.
Pengelolaan biaya dan dana operasionalnya, seluruhnya menjadi tanggungjawab bendahara pesantren dan dalam pelaksanaannya berpedoman pada arahan dari Pimpinan dan Wakil Pimpinan pesantren. Sebagaian besar dana operasional tersebut, digunakan untuk pengadaan konsumsi santri, dan sebagiannya lagi untuk keperluan lainnya yang berkenaan dengan kelancaran operasional pesantren.
Pemungutan uang pangkal dilakukan pada saat mendaftar ulang atau masuk pesantren. Sedangkan uang iuran dipungut pada setiap bulan. Jumlah uang pangkal dan iuran bulanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Ini dilakukan untuk penyesuaian dengan keadaan ekonomi yang ada pada saat ini.
Saat ini, pesantren juga mempunyai satu unit usaha, yaitu : Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Babun Najah yang memiliki Badan Hukum Nomor : 05/BH/K.W.1/I/1997. Koperasi tersebut dikelola oleh pengurus pesantren. Unit usaha yang dimiliki oleh kopontren pada saat ini adalah Unit Warung Serba Ada (Waserda), Unit Simpan Pinjam (USP), Unit Kantin, An-Najah Grafika, Unit An-Najah Agency, Unit An-Najah Taylor, Unit Pangkas.
Pada saat ini, pihak pesantren terus melakukan segala upaya untuk mendapatkan dana guna melakukan pembangunan ruang belajar, asrama, aula, dan mesjid. Serta untuk peningkatan kesejahteraan tenaga guru, ustaz-ustazah, dan para karyawan di lingkungan pesantren.

Penerimaan Santri
Penerimaan santri baru dilakukan pada awal tahun pelajaran sebagaimana madrasah atau pondok pesantren lainnya yang ada di Indonesia. Hal tersebut berlaku untuk tingkat Tsanawiyah maupun tingkat Aliyah. Sedangkan santri/siswa pindahan dari madrasah atau pesantren lain, dapat mendaftar pada awal tahun pelajaran sebagaimana lazimnya, ataupun pada waktu lainnya dengan melengkapi persyaratan administrasi dan biaya yang telah ditetapkan oleh pengurus pesantren. Informasi penerimaan santri baru disampaikan melalui brosur maupun media massa yang ada. Informasi tersebut mencakup : Waktu pendaftaran, jadwal testing, biaya pendaftaran, uang pangkal/pembangunan, iuran bulanan dan lain-lain yang dianggap perlu. Hasil testing masuk santri baru diumumkan di sekretariat penerimaan santri baru atau pada media massa yang ada.
Deskripsi Lambang
Lambang merupkan suatu simbol yang menjadi ciri khas dari suatu lembaga, instansi, organisasi, atau yang lainnya. Suatu lambang dari suatu lembaga atau organisasi mempunyai makna yang mendasar untuk tujuan lembaga atau organisasi tersebut. Begitu pula halnya dengan lambang Pondok Pesantren Moderen Babun Najah. Lambang tersebut mempunyai makna yang untuk mencapai tujuan dari lembaga pendidikan pesantren ini. Lambang tersebut juga digunakan untuk lambang Yayasan Perguruan Islam (YPI) Babun Najah.
Lambang Pondok Pesantren Moderen Babun Najah terdiri dari gambar segi lima sebagai dasar bentuk lambang  yang berwarna hijau di dalamnya dengan dua garis samping berwarna hitam. Di dalam segi lima tersebut terdapat gambar mesjid yang bagian bawahnya ditutupi oleh sebuah buku/kitab berwarna kuning dalam keadaan terbuka yang di dalamnya bertuliskan Allah dan Muhammad dengan tulisan Arab dan berwarna hitam. Di bawah buku/kitab terdapat tangga yang di bawah tangga tersebut ada tulisan Babun Najah dan di belakang mesjid ada sebuah dinding sebagai latarnya.
Makna Lambang
Segi lima sebagai dasar lambang mempunyai makna : Bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam organisasi ini merupakan hal yang tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama Islam. Segi lima digambarkan sebagai landasan agama Islam, yaitu rukun Islam yang lima perkara.
Mesjid mempunyai makna : Bahwa mesjid merupakan tempat suci yang dipergunakan oleh umat Islam untuk shalat dan beribadah, juga sebagai tempat menuntut ilmu. Karena kesucian dan ketenangan tempat belajar akan membawa dampak positif pada ketekunan para pelajar dalam menuntut ilmu.
Buku/Kitab mempunyai makna : Bahwa sumber ilmu pengetahuan yang utama adalah kitab yang telah dikarang dan ditulis oleh para ulama-ulama terdahulu. Oleh karena itu, buku/kitab menjadi sangat penting dalam pendidikan dan menuntut ilmu.
Tulisan Allah dan Muhammad mempunyai makna : Bahwa hanya keredhaan Allah SWT lah yang kita tuju dalam melakukan segala kegiatan kita sehari-hari. Begitu pula dengan kegiatan belajar-mengajar. Dan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita dalam kehidupan sehari-hari, karena beliau adalah Nabi dan Rasul yang telah menyampaikan risalah Islam di muka bumi dan telah mengantarkan manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan , serta beliau pula yang akan memberikan syafaat pada hari akhirat nanti.
Tangga mempunyai makna : Bahwa untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan, manusia harus melalui berbagai tahapan dalam kehidupan ini dan dalam setiap tahapan tersebut kita harus melalui berbagai rintangan dan halangan yang menghadang. Ketekunan dan ketabahan yang kuat dari penuntut ilmu yang akan mengalahkan rintangan tersebut sehingga ia akan terus melangkah ke jenjang selanjutnya dan mendapatkan kesuksesan kelak.
Dinding mempunyai makna : Bahwa adanya pemisah yang jelas antara yang haq dengan yang bathil, antara kebenaran dengan kejahilan. Sehingga tidak akan salah dalam melangkah, mengarungi kehidupan ini.



Fasilitas-fasilitas yang tersedia di Pondok Pesantren Moderen Babun Najah
Ø      Fasilitas Tempat Tinggal : Asrama untuk santriwan dan santriwati, 1 Rumah Pimpinan, 1 Rumah Ustadz.
Ø      Fasilitas Olah Raga : Lapangan Bola Kaki, lapangan Volly, lapangan Badminton dan Tenis meja.
Ø      Fasilitas Koperasi : Unit Warung Serba Ada (Waserda),      Unit Simpan Pinjam (USP), dan Unit Kantin, Unit An-Najah Grafika, Unit An-Najah Agency, Unit An-Najah Taylor, dan Unit Pangkas.
Ø      Fasilitas Lainnya : Perpustakaan, Ruang Komputer, dan Leb Sanggar Seni.
Ø      Fasilitas Tempat Ibadah : Sebuah mushalla yang untuk saat ini dalam proses pembangunnan yang terbentur pada kondisi pendanaannya.

Perkembangan Saat Ini
Sejak dari awal berdiri (1994) sampai saat ini, Pondok Pesantren Moderen Babun Najah telah mengalami banyak perubahan yang dilakukan untuk mencapai kesempurnaan dalam berbagai bidang. Mengingat bahwa keberadaan lembaga pendidikan pesantren ini harus dipertahankan meski dalam kondisi yang bagaimanapun, maka pihak pengurus telah melakukan berbagai macam usaha yang semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan satu tujuan, yaitu agar pesantren ini tetap eksis dalam mendidik putra putri Islam.
Dari hari kehari pesantren ini terus berkembang hingga tanggal 24 Desember 2004 bencaana Tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam, banyak anak–anak telah menjadi yatim/yatim piatu, masyarakat kehilangan sanak saudara, rumah tempat tinggal dan harta benda. Sebagian besar pesantren dijadikan tempat penampungan anak-anak yatim piatu, salah satunya di Pesantren Moderen Babun Najah, pada saat itu ada juga santriwan–santriwati pesantren telah menjadi yatim piatu di tambah lagi dengan anak dari pulo aceh yang di bawa oleh salah satu tokoh pulo aceh pada saat itu, dengan tujuan anak–anak yang telah menjadi yatim piatu tersebut tetap mendapatkan tempat tinggal yang layak dan pendidikan yang baik. Anak – Anak  yatim piatu korban tsunami terus bertambah hingga saat ini.
Masa-masa sulit yang teramat sangat dalam menjalankan tugas mulia ini, telah dirasakan oleh para pengurus terdahulu dan mungkin juga oleh pengurus sekarang. Namun mereka juga merasakan adanya suatu kebahagiaan bila pesantren ini dapat terus eksis dalam mendidik insan-insan pembela umat Islam yang berjuang dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Dilihat dari jumlah santri yang masuk dari tahun ke tahun terus bertambah dan begitu pula dengan alumnusnya baik yang di tingkat Tsanawiyah ataupun Aliyah, dapat kita ketahui bahwa perkembangan pesantren ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Meskipun sering sekali menghadapi kendala pada bidang keuangan, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para pengurus dan pengajar di pesantren ini.
Perkembangan fisik bangunan pesantren memang belum begitu menggembirakan, karena belum memadainya  ruang belajar yang permanen, dimana saat ini masih terdapat adanya bangunan semi permanen dengan kondisi yang tidak layak untuk kenyamanan santri belajar, apa lagi dengan kondisi hujan. Adapun untuk saat ini sedang di bangun  satu unit Mushalla berlantai dua yang IsyaAllah dapat menampung lebih dari lima ratus jamaah. Penyelesaian bangunan-bangunan tersebut sangat tergantung pada dana yang dimiliki oleh pesantren. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bantuan dari seluruh masyarakat Aceh ataupun lembaga untuk penyelesaian pembangunan prasana dan sarana pendidikan pada pesantren ini sehingga para santri dapat belajar dengan tenang dan tekun, baik pada generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Pondok Pesantren Moderen Babun Najah kini menjadi salah satu lembaga pendidikan yang semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat Aceh. Berbagai even perlombaan sering dikuti oleh para santrinya, baik pada tingkat Kota Banda Aceh, maupun pada tingkat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kegiatan perlombaan yang diikuti pun berbagai macam, dari pidato bahasa Aceh, sampai pada gerakan kepramukaan. Dan alhamdulillah, pesantren kita selalu pulang dengan membawa piala di tangan. Baik juara satu, dua, ataupun juara tiga, bahkan santri Pesantren Babun Najah suudah pernah mengikuti kegiatan yang bbersifat internasional, hal ini terlihat dengan terpilihnya 2 orang santri Babun Najah untuk mengikuti Program kepemimpinan Remaja Indonesia Youth Leadership Program (IYLP ) kerja sama Legacy Internasional dengan Centrer for Civic Education (CCE) Indonesia di Amerika pada tahun 2006.
Para guru, ustaz/ustazah dan pengurusnpun selalu mendapat kepercayaan untuk mengikuti penataran, seminar, dan berbagai macam acara pelatihan lainnya yang berguna untuk menambah mutu pendidikan pesantren ini. Tidak hanya kegiatan yang dilaksanakan di provinsi, namun juga kegiatan yang dilaksanakan di Jakarta, seperti mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pengelola Tempat Praktek Usaha Santri ( TPUS ) Koppontren, dan kegiatan  Comprative Study mengunjungi beberapa pesantren yang ada di Jakarta dan Jawa. Hal ini menjadi suatu nilai tambah bagi pesantren ini dalam mendidik para santrinya. Kegiatan tersebut, biasanya dilaksanakan oleh Departemen Agama atau instansi lainnya. Dan dalam setiap mengikuti kegiatan ini, para guru, ustaz/ustazah ataupun pengurus, tetap memperkenalkan pesantren ini dan memberikan informasi tentang lembaga pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan informasi tentang Pondok Pesantren Moderen Babun Najah.
Semua kita berharap agar pesantren ini kelak menjadi lebih berkembang dan lebih maju dari sekarang ini, baik dalam hal sarana pendidikannya, maupun mutu pendidikannya. Sehingga para alumnus dari pesantren ini dapat menjadi cendikiawan muslim yang memahami Islam, menjalankan syari’at Islam, mendalami ilmu pengetahuan, atau dengan kata lain menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan yang tinggi. Amin yarabbal’alamien.
»»  Baca Selanjutnya.....